Free West Papua

Rabu, 13 Februari 2013

Negara Federal Republik Papua Barat

Profil Negara Federal Republik Papua Barat sebagai berikut;
Nama Negara: Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) 
Nama Bangsa.: Papua
Bentuk Negara : Republik Federal 
Lambang Negara : Mambruk 


 Bendera :  
Bintang Fajar/Kejora



Lagu Kebangsaan :
Hai Tanahku Papua
 


Hai tanah ku Papua, Kau tanah lahirku, Ku kasih akan dikau sehingga ajalku. Kukasih pasir putih Dipantaimu senang Dimana Lautan biru Berkilat dalam terang. Kukasih gunung-gunung Besar mulialah Dan awan yang melayang Keliling puncaknja. Kukasih dikau tanah Yang dengan buahmu Membayar kerajinan Dan pekerjaanku. Kukasih bunyi ombak Yang pukul pantaimu Nyanyian yang selalu Senangkan hatiku. Kukasih hutan-hutan Selimut tanahku Kusuka mengembara Dibawah naungmu. Syukur bagimu, Tuhan, Kau berikan tanahku Beri aku rajin djuga Sampaikan maksudMu.

Mata Uang.: 
Gulden Papua

Wilayah Negara Federal Republik Papua Barat :
Terbentang pada 129 derajat bujur timur berbatasan dengan NKRI 
(Maluku) hingga 141 derajat bujur timur, berbatasan dengan PNG, 
satu derajat lintang utara berbatasan dengan Filipina, 
Republik Palau dan Samudera Pasifik 
sampai 10 derajat lintang selatan berbatasan dengan Australia.



Struktur Pemerintahan:
Kepala Negara
Presiden
Kepala Pemerintahan
Perdana Menteri
Pertahanan Keamanan (Hankam): 
Tentara Nasional Papua Barat (TNPB)
Ketertiban Umum
Polisi Federal Republik Papua Barat (PFRPB)
Kepala Wilayah Negara Bagian
Gubernur
 Demikian profil, Negara Federal Republik Papua Barat.



Diplomasi

DEFINISI, TUJUAN, METODE DAN INSTRUMEN DIPLOMASI
      Kata diplomasi merupakan berasal dari kata Yunani “Diploun” yang berarti melipat. Menurut tradisi Yunani kuno, ‘diploma’ merupakan sertifikat kelulusan dari suatu program studi, biasanya dilipat dua. Pada era Imperium Romawi, kata “diploma” digunakan untuk mnggambarkan dokumen resmi perjalanan, seperti paspor dan izin perjalanan di wilayah kerajaan, yang distempel pada dua lempengan logam. Diplomasi menunjukkan keahlian atau keberhasilan dalam melakukan hubungan internasional dan perundingan. Menurut Earnest Satow, Burke memakai kata diplomasi untuk  menunjukkan keahlian atau keberhasilan dalam melakukan hubungan internasional dan perundingan di tahun 1796. Kemungkinan besar itu adalah penggunaan pertama kali dalam bahasa Inggris dalam arti yang kita ketahui sekarang ini. Ia jugag mengatakan “lembaga diplomatik” pada tahun yang sama. Contoh paling awal dari penggunaan kata “jasa diplomatik”, yang menunjukkan cabang pelayanan negara yang menyediakan personil-personil misi tetap di luar negeri dijumpai dalakm Annual Registrar tahun 1787.
A.  Definisi Diplomasi
Secara sederhana, diplomasi dapat didefinisikan sebagai seni dan praktik negosiasi antara wakil-wakil dari negara atau sekelompok negara. Istilah ini biasanya merujuk pada diplomasi internasional, dimana hubungan internasional melalui perantasra diplomat profesional terkait isu-isu perdamaian, perdagangan, perang, ekonomi dan budaya. Begitu pula perjanjian internasional yang biasanya dinegosiasikan oleh para diplomat sebelum disetujui oleh politisi nasional dalam negeri.
Para pakar memberi definisi yang berbeda terhadap kata diplomasi. The Oxford english Dictionary memberi konotasi sebagai berikut: “manajemen hubungan internasional melalui negosiasi, yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dna para wakil; bisnis atau seni para diplomat. Menurt The Chamber’s Twentieth Century Dictionary, diplomasi adalah “the art of negotiation, especially of treaties between states; political skill.” (seni berunding, khususnya tentang perjanjian di antara negara-negara; keahlian politik). Di sini, yang pertama menekankan kegiatannya sedangkan yang kedua meletakkan penekanan pada seni berundingnya.
Sir Earnest Satow dalam bukunya Guide to Diplomatic Practice memberikan karakterisasi diplomasi yang bagus meskipun tidak jelas dan kurang akurat. Ia mengatakan diplomasi adalah penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antara pemerintah negara-negara berdaulat. Clausewitz, seorang filosof Jerman, dalam pernyataannya yang terkenal mengatakan bahwa perang merupakan kelanjutan diplomasi dengan melalui sarana lain.
Dalam mengkaji definisi-definisi yang telah disebut di atas, beberapa hal tampak jelas. Pertama, jelaqs bahwa unsur pokok diplomasi adalah negosiasi. Kedua, negosiasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan negara. Ketiga, tindakan-tindakan diplomatik diambil untuk menjaga dan memajukan kepentingan nasional sejauh mungkin bisa dilaksanakan dengan sarana damai. Oleh karena itu pemeliharaan perdamaian tanpa merusak kepentingan nasional adalah tujuan utama diplomasi.
B.Tujuan Diplomasi
Kautilya, ahli stategi politik di masa dinasti Mauryan di India, memaparkan ada empat motif diplomasi:
  1. Acquisition: tujuan diplomasi adalah untuk membuat hubungan dengan negara lain (hubungan diplomatik).
  2. Preservation: tujuan diplomasi adalah untuk menjaga hubungan hubungan dengan negara la
  3. Augmentation: tujuan diplomasi adalah untuk memperluas hubungan diplomati
  4.  Proper distribution: tujuan diplomasi adalah harmoni, perdamaian atau siddhi.
Ratusan tahun yang lalu kautilya menyimpulkan tujuan utama diplomasi sebagai “pengamanan kepentingan negara sendiri.” Dengan kata lain tujuan dari diplomasi yang baik atau efektif adalah untuk menjamin keuntungan maksimum negara sendiri. Kepentingan terdepan tampaknya adalah pemeliharaan keamanan. Tetapi selain pertimbangan yang vital tentang keamanan nasional, terdapat tujuan vital yang lain antara lain memajukan ekonomi, perdagangan dan kepentingan komersial, perlindungan waega negara sendiri di negara lain, mengembangkan budaya dan ideologi, peningkatan prestise nasional, memperoleh persahabatan dengan negara lain, dan sebagainya. Secara luas tujuan ini bisa dibagi menjadi empat: politik, ekonomi, budaya dan ideologi.
C. Metode Diplomasi
1.      Track I Diplomacy
First track diplomacy melibatkan pemerintah dengan pemerintah (G to G), sifatnya rahasia dan biasnya digunakan untuk mengakhiri suatu konflik dan pertikaian. First track diplomacy menekankan peran penting negara dalam mengadakan negosiasi menjaga dan memelihara perdamaian.
Metode: Insentif positif dan negative, mediasi, dukungan politik dan ekonomi
2.      Track II Diplomacy/ Public Diplomacy
Diplomasi publik didefinisikan sebagai upaya mencapai kepentingan nasional suatu negara melaluiunderstanding, informing, and influencing foreign audiences. Jika proses diplomasi tradisional dikembangkan melalui mekanisme government to government relations, maka diplomasi publik lebih ditekankan pada government to people atau bahkan people to people relations. Diplomasi Publik bertujuan untuk mencari teman di kalangan masyarakat negara lain, yang dapat memberikan kontribusi bagi upaya membangun hubungan baik dengan negara lain.
Untuk mencapai kebebasan politik dan keamanan Negara, maka dalam diplomasi hal tersebut dapat dicapai dengan memperkuat hubungan dengan Negara sahabat, memelihara hubungan dengan Negara-negara yang sehaluan, dan menetralisir Negara-negara yang memusuhi. Untuk mencegah Negara-negara lain bergabung melawan Negara tertentu maka dapat dilakukan dengan melakukan suatu bentuk saling pengertian dengan suatu Negara, menunjukkan suatu itikad baik dan menghilangkan keraguan Negara lain sehubungan dengan persekutuan politik, dan sebagainya. Selain dari itu perang juga merupakan suatu bentuk diplomasi yang mana jika suatu Negara dengan Negara lain tidak dapat lagi melakukan hubungan yang damai.
D. Instrumen Diplomasi
Ada empat prinsip utama dari instrument diplomasi menurut Kautilya, yakni sama, dana, danda, dan bedha, maksudnya ialah perdamaian atau negosiasi, member hadiah atau konsensi, menciptakan perselisihan, mengancam atau menggunakan kekuatan nyata. Sedangkan penulis modern menyatakan tiga bentuk pencapaian diplomasi, antara lain kerja sama (cooperation), penyesuaian (accommodation), dan penentangan (opposition). Kerja sama dan penyesuaian bisa di capai melalui negosiasi yang membuahkan hasil. Apabila negosiasi gagal mencapai tujuan melalui cara damai, penentangan dalam berbagai bentuk termasuk penggunaan kekuatan diambil sebagai ganti.
Kesimpulan
Dari sudut pandang social informal, diplomasi dapat dikatakan sebagai tenaga kerja dari kebijaksanaan strategis agar memperoleh keuntungan atau untuk saling menemukan solusi dari sebuah permasalahan yang sedang dihadapi sehingga dapat diterima oleh dua atau banyak pihak. Dan hal ini dilakukan dengan cara halus, sopan, serta tanpa sikap konfrontatif. Diplomasi mempunyai peran yang sangat beragam dan banyak untuk bermain di dalam hubungan internasional. Dalam menjalankan hubungan antara masyarakat yang terorganisasi, diplomasi, dengan penerapan metode negosiasi, persuasi, tukar pikiran, dan sebagainya, mengurangi kemungkinan penggunaan kekuatan yang sering tersembunyi. Diplomasi merupakan salah satu bagian penting dalam pemeliharaan perdamaian. Pentingnya diplomasi sebagai pemelihara keseimbangan dan kedamaian tatanan internasional.
Referensi
Roy, S.L. 1991. Diplomasi. Jakarta: Rajawali Pers.
http://interdisciplinary.wordpress.com/2009/04/03/definisi-diplomasi/
http://wentiza.blogspot.com/2011/03/konsep-demokrasi.html
Sumber :  http://www.wpnla.net/diplomasi/

Sejarah OPM

Pada mulanya OPM didirikan di Manokwari pada Februari 1965, tepatnya di Sanggeng pada rumah keluarga Watofa, pertemuan ini dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat di Kota Manokwari seperti kepala suku Arfak, Lodwik Mandacan, Barent Mandacan, Kepala Kepolisian Papua Mr. John Jambuani, Komandan PVK Mr. Permenas Ferry Awom dan beberapa anggota PVK-Polisi Papua dan Angkatan Laut Papoea seperti : Benyamin Anari, Terianus Aronggear, Mr. Marani, Fred Ajoi, Jimmy Wambrau, dan lain-lain. Organ ini didirikan dengan nama Organisasi Pembebasan Papua Merdeka (OPPM) namun hingga saat ini sengaja dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia bahwa itu adalah OPM (Organisasi Papua Merdeka), atau dengan kata lain bahwa itu organ yang baru membentuk suatu perjuangan agar bisa dikatakan sebagai Sepataratis – Makar – Terroris dan lain sejenisnya. Dikatakan demikian karena Pemerintah Republik Indonesia sengaja melepaskan kata Pembebasan sehingga mengandung arti sedemikian rupa.
Organisasi ini didirikan dengan dengan tujuan untuk bergelirya di seluruh daerah kepala burung (Vogel Kop) pulau Papua dengan dibentuknya tuju (7) Batalyon Kasuari dan dibantu oleh beberapa Komandan Peleton. Berikut adalah ketuju komandan Batalyon Kasuari tersebut, yaitu antara lain :
1.Batalyon Kasuari I dipimpin oleh Ex. PVK Sergean Permenas Ferry Awom, beliau merangkap sebagai Panglima Umum. Dengan daerah Operasi yaitu Manokwari Kota dan Menyambow. 2.Marthinus Jimmy Wambrau (Komandan Batalyon Kasuari II) dengan daerah Operasi yaitu Pesisir Pantai Utara (Saukorem, Arfu, Numbrani, Sidei, dan Nuni).
3.Marthen Rumbiak (Komandan Batalyon Kasuari III) dengan daerah Gerilya yaitu Manokwari Timur (Ransiki, Windesi, Oransbari, dan Wasior).
4.Ex. Komandan Polisi Papua, Yohanes. C. Jambuani (John Caprini Jambuni) sebagai Komandan Batalyon Kasuari IV. Dengan daerah gerilya yaitu Warsnembri, Kebar, Saukorem dan Manokwari Kota).
5.Silas wompere (Ex. Sergean PVK) sebagai Komandan Batalyon Kasuari V, dengan daerah gerilya di A3 (Ayamaru, Aifat dan Aitinyo). Namun dalam gerilya beliau dibunuh di Ayamaru oleh komandan Peleton (anak buahnya) yaitu Martinus Prawar.
6.Ex. Polisi Papua, Fred Ajoi (Komandan Batalyon Kasuari VI) dengan daerah Operasi yaitu Kebar, Merdei, Menyambow, dan Manokwari).
7.Ex. Angkatan Laut Papua, Daniel Wanma sebagai Komandan Batalyon Kasuari VII. Dengan daera Gerilya yaitu Sausapor, Saukorem, Teminabuan, dan Sorong Kota).
Sejarah Singkat Terbentuknya Organisasi Pemberontak Papua Merdeka (OPM) Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan separatis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.

OPM merasa bahwa mereka tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun 1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.

Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang lain, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik Prai menaikkan bendera Bintang Fajar dan memproklamasikan berdirinya Republik Papua Barat. Namun republik ini berumur pendek karena segera ditumpas oleh militer Indonesia dibawah perintah Presiden Soeharto.(orde baru). Tahun 1982 Dewan Revolusioner OPM didirikan dimana tujuan dewan tersebut adalah untuk menggalang dukungan masyarakat internasional untuk mendukung kemerdekaan wilayah tersebut. Mereka mencari dukungan antara lain melalui PBB, GNB, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN.

Kesenjangan sosial yang sangat begitu tajam antara warga pendatang dan warga asli serta eksploitasi alam bumi Papua yang membabi buta semakin menambah deretan alasan pembenaran gerakan separatis ini. Pemerintah pusat mesti serius mengatasi ini, bukan hanya dengan upaya pendekatan militer, akan lebih baik bila dikedepankan upaya diplomatis dan pendekatan perhatian kesejahteraan para warga asili Papua yang masih banyak yang belum tersentuh dari hiruk pikuknya pembangunan.

Bagaimanakah sisi kehidupan mereka dalam melakukan kegiatannya, berikut kita bisa lihat aktifitas mereka sehari hari di hutan dan pedalaman Papua dalam upaya gerilya mewujudkan keinginan mereka membuat negara sendiri terpisah dari negara kesatuan Republik Indonesia (koranmaya.info).
Sumber :http://www.wpnla.net/sejarah/

Senin, 04 Februari 2013

Membaca Papua Lewat Gus Dur

Jakarta,Sebuah buku yang ditulis Titus Pekei berjudul Gus Dur, Guru & Masa Depan Papua; Hidup Damai Lewat Dialog telah dirilis di gedung Sinar Kasih, Jl Dewi Sartika, Jakarta, Kamis, kemarin. Buku yang disunting Apul D.Maharadja dan diterbitkan PT Pustaka Sinar Harapan itu, setebal xxiv dan 253 halaman, dan terdiri dari 18 bab.
Sebagaimana judulnya, buku yang kata sambutannya ditulis Lily Chodijah Wahid --adik Gus Dur-- hampir di keseluruhan bab-nya berisi tentang sepak terjang mendiang Gus Dur dalam memuliakan propinsi paling Timur Indonesia itu. Bahkan di bab 2 dari judulnya sudah bisa ditebak mau ke mana pembaca dibawa; Riwayat Perjalanan Gus Dur (hal 7). Demikian di bab selanjutnya, seperti bab 3 yang bernarasi tentang "Gus Dur Guru Papua" (hal 27). Bab 4: Jasa Gus Dur "Dari Irian Jaya Diakui Menjadi Papua" (hal 43). Bab 5: "Presiden SBY; Gus Dur Bapak Pluralisme" (hal 53), juga di beberapa bab lainnya. Intinya, Pekei ingin mengatakan, hanya Gus Dur lah yang paling tahu, bisa dan mampu memahami bagaimana menempatkan dan memperlakukan Papua sebagaimana mustinya. Karena sebagai bagian dari wilayah dan warga bangsa, pendekatan kepada Papua harus melalui pendekatan sosiologis, antropologis, yuridis dan dialogis, "Dan itu semua sudah dilakukan oleh Guru Bangsa Gus Dur," imbuh Titus Pakei. Padahal kekayaan sumber daya alam sangat luar biasa, tapi sayangnya hingga kini, belum bisa sepenuhnya digunakan untuk kemakmuran rakyat yang tinggal di sana. Contoh sederhananya dengan mengembalikan nama Irian menjadi Papua, misalnya. Irian yang dalam sebuah cerita bisa diartikan sebagai Irian Ikut Indonesia Anti Nederlands, sayangnya, sampai kini pun, karena belum ada political will (niat baik) dari pemerintah, ujar Lily Chodijah Wahid, Anggota DPR-RI, yang menjadi satu pembicara dalam bedah buku itu, "Belum berhasil membuat Papua ditempatkan di tempat semestinya." Lily menambahkan, nurani penyelenggara negara saat ini yang dia nilai sudah tidak ada. "Membuat kita semua, bukan hanya rakyat Papua yang dibohongi dan dibodohi oleh sistem," katanya. Oleh karena itu, sebagaimana dia tulis di kata sambutan buku ini, Lily merindukan politik keberpihakan dan pendekatan kemanusiaan di tanah Papua. Meski dia menyadari, memiliki keberpihakan kepada orang yang terpinggirkan sangat membutuhkan nyali. (Hak xv). Lalu mengapa hanya Gus Dur, paling tidak hingga saat ini, yang sangat dekat dan concern dengan isu keperpihakan? Karena Gus Dur, masih menurut Lily, sangat memahami dan menghayati karakter dan jati diri bangsa yang beragam, harus diletakkan dalam karakter multikulturalisme, "Yang mengacu pada pemenuhan hak-hak kewarganegaraan (civil rights)." Dengan buku ini, Pekei sebagaimana Lily juga berharap, tidak semata ingin memberikan ingatan pembaca atas sosok Gus Dur yang dekat dengan masyarakat Papua. Tapi juga sekaligus kerinduan Pekei kepada publik terhadap politik keberpihakan, pendekatan kemanusiaan, dan penegakan keadilan yang telah dirintis Gus Dur.
sumber :http://www.suaramerdeka.com

Sabtu, 02 Februari 2013

Karya anak Bangsa Papua

Sekarang kita sambil Online bisa menikmati salah satu karya anak Bangsa Papua yaitu Radio Streaming Papua dimana di Radio ini menyajikan Lagu-lagu dari daerah papua,memberikan informasi tentang tanah papua tercinta.Silakan Cek dan Gabung di Radio Streaming Papua (RSP) http://t.co/1uivJXd9.Sangat terhibur dan bagi yang kawan-kawan yang merantau sangat pas buat mengingat tanah air west papua nanti indah di sana.