Free West Papua

Rabu, 13 Februari 2013

Diplomasi

DEFINISI, TUJUAN, METODE DAN INSTRUMEN DIPLOMASI
      Kata diplomasi merupakan berasal dari kata Yunani “Diploun” yang berarti melipat. Menurut tradisi Yunani kuno, ‘diploma’ merupakan sertifikat kelulusan dari suatu program studi, biasanya dilipat dua. Pada era Imperium Romawi, kata “diploma” digunakan untuk mnggambarkan dokumen resmi perjalanan, seperti paspor dan izin perjalanan di wilayah kerajaan, yang distempel pada dua lempengan logam. Diplomasi menunjukkan keahlian atau keberhasilan dalam melakukan hubungan internasional dan perundingan. Menurut Earnest Satow, Burke memakai kata diplomasi untuk  menunjukkan keahlian atau keberhasilan dalam melakukan hubungan internasional dan perundingan di tahun 1796. Kemungkinan besar itu adalah penggunaan pertama kali dalam bahasa Inggris dalam arti yang kita ketahui sekarang ini. Ia jugag mengatakan “lembaga diplomatik” pada tahun yang sama. Contoh paling awal dari penggunaan kata “jasa diplomatik”, yang menunjukkan cabang pelayanan negara yang menyediakan personil-personil misi tetap di luar negeri dijumpai dalakm Annual Registrar tahun 1787.
A.  Definisi Diplomasi
Secara sederhana, diplomasi dapat didefinisikan sebagai seni dan praktik negosiasi antara wakil-wakil dari negara atau sekelompok negara. Istilah ini biasanya merujuk pada diplomasi internasional, dimana hubungan internasional melalui perantasra diplomat profesional terkait isu-isu perdamaian, perdagangan, perang, ekonomi dan budaya. Begitu pula perjanjian internasional yang biasanya dinegosiasikan oleh para diplomat sebelum disetujui oleh politisi nasional dalam negeri.
Para pakar memberi definisi yang berbeda terhadap kata diplomasi. The Oxford english Dictionary memberi konotasi sebagai berikut: “manajemen hubungan internasional melalui negosiasi, yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dna para wakil; bisnis atau seni para diplomat. Menurt The Chamber’s Twentieth Century Dictionary, diplomasi adalah “the art of negotiation, especially of treaties between states; political skill.” (seni berunding, khususnya tentang perjanjian di antara negara-negara; keahlian politik). Di sini, yang pertama menekankan kegiatannya sedangkan yang kedua meletakkan penekanan pada seni berundingnya.
Sir Earnest Satow dalam bukunya Guide to Diplomatic Practice memberikan karakterisasi diplomasi yang bagus meskipun tidak jelas dan kurang akurat. Ia mengatakan diplomasi adalah penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antara pemerintah negara-negara berdaulat. Clausewitz, seorang filosof Jerman, dalam pernyataannya yang terkenal mengatakan bahwa perang merupakan kelanjutan diplomasi dengan melalui sarana lain.
Dalam mengkaji definisi-definisi yang telah disebut di atas, beberapa hal tampak jelas. Pertama, jelaqs bahwa unsur pokok diplomasi adalah negosiasi. Kedua, negosiasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan negara. Ketiga, tindakan-tindakan diplomatik diambil untuk menjaga dan memajukan kepentingan nasional sejauh mungkin bisa dilaksanakan dengan sarana damai. Oleh karena itu pemeliharaan perdamaian tanpa merusak kepentingan nasional adalah tujuan utama diplomasi.
B.Tujuan Diplomasi
Kautilya, ahli stategi politik di masa dinasti Mauryan di India, memaparkan ada empat motif diplomasi:
  1. Acquisition: tujuan diplomasi adalah untuk membuat hubungan dengan negara lain (hubungan diplomatik).
  2. Preservation: tujuan diplomasi adalah untuk menjaga hubungan hubungan dengan negara la
  3. Augmentation: tujuan diplomasi adalah untuk memperluas hubungan diplomati
  4.  Proper distribution: tujuan diplomasi adalah harmoni, perdamaian atau siddhi.
Ratusan tahun yang lalu kautilya menyimpulkan tujuan utama diplomasi sebagai “pengamanan kepentingan negara sendiri.” Dengan kata lain tujuan dari diplomasi yang baik atau efektif adalah untuk menjamin keuntungan maksimum negara sendiri. Kepentingan terdepan tampaknya adalah pemeliharaan keamanan. Tetapi selain pertimbangan yang vital tentang keamanan nasional, terdapat tujuan vital yang lain antara lain memajukan ekonomi, perdagangan dan kepentingan komersial, perlindungan waega negara sendiri di negara lain, mengembangkan budaya dan ideologi, peningkatan prestise nasional, memperoleh persahabatan dengan negara lain, dan sebagainya. Secara luas tujuan ini bisa dibagi menjadi empat: politik, ekonomi, budaya dan ideologi.
C. Metode Diplomasi
1.      Track I Diplomacy
First track diplomacy melibatkan pemerintah dengan pemerintah (G to G), sifatnya rahasia dan biasnya digunakan untuk mengakhiri suatu konflik dan pertikaian. First track diplomacy menekankan peran penting negara dalam mengadakan negosiasi menjaga dan memelihara perdamaian.
Metode: Insentif positif dan negative, mediasi, dukungan politik dan ekonomi
2.      Track II Diplomacy/ Public Diplomacy
Diplomasi publik didefinisikan sebagai upaya mencapai kepentingan nasional suatu negara melaluiunderstanding, informing, and influencing foreign audiences. Jika proses diplomasi tradisional dikembangkan melalui mekanisme government to government relations, maka diplomasi publik lebih ditekankan pada government to people atau bahkan people to people relations. Diplomasi Publik bertujuan untuk mencari teman di kalangan masyarakat negara lain, yang dapat memberikan kontribusi bagi upaya membangun hubungan baik dengan negara lain.
Untuk mencapai kebebasan politik dan keamanan Negara, maka dalam diplomasi hal tersebut dapat dicapai dengan memperkuat hubungan dengan Negara sahabat, memelihara hubungan dengan Negara-negara yang sehaluan, dan menetralisir Negara-negara yang memusuhi. Untuk mencegah Negara-negara lain bergabung melawan Negara tertentu maka dapat dilakukan dengan melakukan suatu bentuk saling pengertian dengan suatu Negara, menunjukkan suatu itikad baik dan menghilangkan keraguan Negara lain sehubungan dengan persekutuan politik, dan sebagainya. Selain dari itu perang juga merupakan suatu bentuk diplomasi yang mana jika suatu Negara dengan Negara lain tidak dapat lagi melakukan hubungan yang damai.
D. Instrumen Diplomasi
Ada empat prinsip utama dari instrument diplomasi menurut Kautilya, yakni sama, dana, danda, dan bedha, maksudnya ialah perdamaian atau negosiasi, member hadiah atau konsensi, menciptakan perselisihan, mengancam atau menggunakan kekuatan nyata. Sedangkan penulis modern menyatakan tiga bentuk pencapaian diplomasi, antara lain kerja sama (cooperation), penyesuaian (accommodation), dan penentangan (opposition). Kerja sama dan penyesuaian bisa di capai melalui negosiasi yang membuahkan hasil. Apabila negosiasi gagal mencapai tujuan melalui cara damai, penentangan dalam berbagai bentuk termasuk penggunaan kekuatan diambil sebagai ganti.
Kesimpulan
Dari sudut pandang social informal, diplomasi dapat dikatakan sebagai tenaga kerja dari kebijaksanaan strategis agar memperoleh keuntungan atau untuk saling menemukan solusi dari sebuah permasalahan yang sedang dihadapi sehingga dapat diterima oleh dua atau banyak pihak. Dan hal ini dilakukan dengan cara halus, sopan, serta tanpa sikap konfrontatif. Diplomasi mempunyai peran yang sangat beragam dan banyak untuk bermain di dalam hubungan internasional. Dalam menjalankan hubungan antara masyarakat yang terorganisasi, diplomasi, dengan penerapan metode negosiasi, persuasi, tukar pikiran, dan sebagainya, mengurangi kemungkinan penggunaan kekuatan yang sering tersembunyi. Diplomasi merupakan salah satu bagian penting dalam pemeliharaan perdamaian. Pentingnya diplomasi sebagai pemelihara keseimbangan dan kedamaian tatanan internasional.
Referensi
Roy, S.L. 1991. Diplomasi. Jakarta: Rajawali Pers.
http://interdisciplinary.wordpress.com/2009/04/03/definisi-diplomasi/
http://wentiza.blogspot.com/2011/03/konsep-demokrasi.html
Sumber :  http://www.wpnla.net/diplomasi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar