Kebangkitan Identitas Nasional Bangsa Papua muncul pada decade 1960an, dimana intelektual Papua yang terdiri dari kaum terpelajar Papua mulai mencita-citakan sebuah negara merdeka yang demokratis dan bebas dari kolonialisme Belanda pada waktu itu. Kaum terpelajar yang terdiri dari M.W. Kaisiepo dan Mofu (Kepulauan Chouten/Teluk Cenderawasih), Nicolaus Youwe (Hollandia), P. Torey (Ransiki/Manokwari), A.K. Gebze (Merauke), M.B. Ramandey (Waropen), A.S. Onim (Teminabuan), N. Tanggahma (Fakfak), F. Poana (Mimika), Abdullah Arfan (Raja Ampat) membentuk suatu lembaga yang diberi nama Nieuw Guinea Raad (Dewan Nieuw Guinea) dan melahirkan berhasil melahirkan Manifesto Politik yang isinya; 1). Menetukan nama Negara : Papua Barat, 2). Menentukan lagu kebangsaan : Hai Tanahku Papua, 3). Menentukan bendera Negara : Bintang Kejora, 4). Lambang Negara : Burung Mambruk dan 5). Slogan : One People, One Soul. Dan Bintang Kejora akan dikibarkan pada 1 Desember 1961.
Gagasan dan cita-cita kaum terpelajar Papua ini tidak berjalan mulus, 18 hari setelah deklarasi Negara Papua, tepatnya 19 Desember 1961 Presiden Soekarno mengumandangkan TRIKORA di Alun-Alun Utara Yogyakarta untuk mengagalkan pembentukan Negara Papua. Sejak itu, Papua menjadi wilayah jajahan Indonesia karena sikap arogansi, ekspansionis dan egoisme para penguasa Indonesia.
Gagasan dan cita-cita untuk merdeka sebagai sebuah Negara tidak padam sampai disitu, hingga saat ini Rakyat Papua terus memperjuangkan haknya sebagai sebuah Negara dari Indonesia. Dan 1 Desember setiap tahunnya diperingati oleh Rakyat Papua sebagai hari Kemerdekaan dan Lahirnya Identitas Nasional Bangsa Papua. Maka, momentum 1 Desember 2012 ini, apa yang dapat dilakukan oleh generasi Papua saat ini terhadap kondisi bangsanya dan rakyatnya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar